Sabtu, 28 November 2015

Minggu Kenikmatan yang berhakikat

Dari sesuatu yang kecil itulah kita mendapatkan banyak pelajaran, karena setiap apapun itu pasti bermulai belajar dari yang kecil. masa ini memang memberikan banyak pelajaran tentang apapun itu, pelajaran bahwa Allah selalu bersama saya. tidak perlu ada keraguan yang timbul karena itu adalah hal mutlak untuk eksistensinya bersama kita.

Minggu ini bagi saya adalah minggu yang spesial dari yang lain,
Senin, hari  ini saya diberikan pelajaran yang sangat luar biasa untuk hidup saya. Puasa yang sering saya lakukan, hari ini sungguh berbeda dengan yang lain. tepatnya hari ini saya presentasi tentang mata kuliah, dan selama proses diskusi di dalam kelas itu saya merasa senang karena saya mengusai materinya. dan saya mendapat pelajaran sekaligus ketakutan pada hari ini. saya takut pada diri saya sendiri.

hari ini perut ku serasa telah ditusuk dengan jarum yang kecil-kecil seperti di iklan televisi, sakitnya luar biasa dan belum pernah saya rasakan selama saya melaksanakan puasa. karena kebiasaan saya ketika berpuasa pada hari yang umum adalah tidak pernah sahur seperti orang kebanyakan, hanya meminum air saja agar terhindar dari dehidrasi. tapi kali ini sangat sakit dan saya harus menahannya dan harus menekan-nekan perut saya agar terhindar dari sakitnya. Allah bersama ku dan itu adalah pelajaran untuk ku.

Jogja selalu istimewa dengan geraknya, hujan dan angin datang sore ini. semua memori terbuka dengan hawa sejuknya, ahhh.... indahnya sore ini. jogja terasa sejuk dan ini sangat mengasikan.
aku dan ferdi sala seorang teman ku yang luar biasa ini berniat berbuka puasa di angkringan. menurut ku jogja ini memang mengesankan dalam membuat sejarah, seperti hari sebelum-sebelumnya aku menikmati berbuka dengan hiruk orang yang berlalu lalang, menikmati gorengan dan bersyukur dengan tuhan. dan hari ini pun sama seperti apa yang sudah saya rasakan sebelum-sebelumnya, saya bahagia. walau dengan keadaan kritisnya seorang mahasiswa yang selalu mengharap transfer dari orang tuanya tapi dia selalu berbahagia ketika sudah meraskan nikmat tuhan ini. saat itu, keadaan saya dalam masalah ekonomi mahasiswa jadi harus mengirit uang karena uang bakalan telat datang selama 10 hari kedepan dan di dompet pun hanya tinggal beberapa saja. tapi setelah menikmati berbuka dan langsung berangkat kemesjid untuk sholat magrib, ternyata saya disadarkan dengan apa yang sudah saya alami ini. tujuan puasa adalah untuk melatih kita agar selalu bersyukur dan merasakan kita kepada apa yang sudah dirasakan orang-orang yang di bawah kita, dan dengan keadaan perut saya yang sakit tadi siang, saya sadar bagaimana dengan orang-orang yang kesusahan makan? pasti mereka merasakan kesusahan lebih dari pada saya dan langsung seketika saya bersyukur masih disadarkan oleh tuhan tentang ini semua, saya bersyukur disadarkan pada hakikatnya.

Alhamdulilah ya rabbi, saya disadarkan pada apa yang menjadikan itu tujuan dari mu. berpuasa adalah dimana proses tubuh yang semuanya meningkat dan mudah sensitive karena belum terisi. dan kali ini saya membenci diri saya senidri, setelah magrib saya langsung belajar tapi ada perasaan kesel dalam diri yang timbul mungkin akibat kelelahan atau sudah letih untuk aktifitas hari ini. dan dalam perjlanan pulang menangis sejadi-jadinya karena ada perasaan itu, aku takut kan diriku senidri ya rabbi. aku takut sifat ini yang mengantarkan aku pada ketidak amanan ku nanti disana. dan tangisan ini adalah tangisan rindu karena sudah lama aku tidak menangis seperti ini. dan alhamdulilah saya disadarkan atas semuanya.
semua cahaya pun heran melihat, sampai aku tetegur agar berhenti menangis. dan nimat mana lagi yang harus saya dustakan kali ini?
begitu menikmati proses ini, semoga apapun itu menjadi berkah untuk hidup saya.


Oke bersambung


Selasa, pernah kah anda berpikir dalam hidup anda? untuk apa kalian hidup?
hari ini sesuai rencana kelas ku melaksanakan bakti kami pada sosial yang ada disekitar kami. kami mendapatkan dana untuk diberikan tugas untuk mengerjakan tugas ini. dan kali ini saya tidak mau terlalu ikut campur dalam mengatur semuanya. malem kemarin temen - temen perempuan sudah membuat persiapan untuk nasi bungkus yang bakalan di bagikan. dan tugas kami para petinggi kelas untuk mengingatkan berulang-ulang untuk kehadiran dan partisipasinya besok. dalam pesan ku ke whats app grup "Jangan lupa besok tangan kebagiaan kita akan terlaksana, semua sudah dipersiapakan. dan di mohon kehadiaran semuanya jam 07:00 am untuk kesuksesan acara. oke besok kita akan melihat jiwa-jiwa yang berjiwa atau sebaliknya.thx" sepengal pernyataan yang bakal menyinggung bagi jiwa-jiwa yang mengerti.
berangkat dengan tergesa-gesa seperti bakalan mendapat undian hadiah mobil. perjalanan ke kamous sekitar 20 menitan, dengan hiruk motor yang punya keegoisannya masing-masing tidak mau kalah antara satu dengan satu. palng lampu meras seolah-olah tidak aku gubsris karena takut ketinggalan. nyampai lah kaki ini di pertigaan kampus, dan taraa semua sudah siap seperti apanya, melaksanakan tugas nya masing-masing para petugas kebersihan di kampus.
seperti dugaan yang bakalan pasti semua orang belum pada datang kecuali anak-anak yang memang mengerti. hahahaha sudah berkumpul 5 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. ya seperti biasa menunggu menjadi sarapan pagi yang segar untuk kami dalam keadaan jiwa emosi-emosi kecil. penantian pun kain lama kian pasti semua orang berdatangan dengan elegan satu-satu tanpa membawa dosanya masing-masing. dan kesebelan kami hari ini pun bertambah, karena nasi untuk di bungkusnya belum mateng. ahhhhh seperti dugaan ku, karena aku pernah merasakan atau pernah melakukan hal tersebut pasti kendala akan terdapat di pemasakan nasi. ya terpaksa semua orang akhirnya menunggu-menunggu lagi, lagi lagi kami di berikan kepastian yang hampir belum pasti, ahhh greget banget semua emosi anak-anak pagi ini.
semua orang melakukan hal-hal yang dapat setidaknya mebuat mereka bahagia, yahh aku mah cuman ngeliatin aja dan merelaikan jiwa-jiwa yang sedang emosi.
semua orang sebel, semua orang kesel, tapi tidak bisa disalahkan antara satu yang lainnya. semua juga punya bagiannya masing-masing. dan akhirnya penantian kami jam 3 terbalas. jam sebelas siang kami mulai melakukan kegiatan karena tidak ada yang mengatur terpaksa semua menjadi crowded, tapi dengan cara ini kami tertawa atas ketidak jelasan kami hahahah
akhirnya Alhamdulilah kami telah melaksanakan tugas kami dari Fakultas. Senang karena bisa berbagi kebahagian dengan mereka, melihat senyum mereka pun sudah mampu mengalahkan semuanya. Ahhh begitu indahnya ini, dengan tetap memberikan semangat untuk melaksankan kegiatan hari ini "Pak, tetap semangat ya untuk kerja hari ini. Semoga dilancarkan dan selalu dipermudah rezekinya pak. Semnagat terus ya pak" Sepenggal percakapan yang dikepung oleh siang.
Kami bahagia melakukan ini, walaupun teknis yang belum tersusun secara matang, tapi disitu lah titik bedanya, kami menikmati, tertawa, senyum, letih menjadi satu kesatuan yang mengasikan.

Untuk kelas kami pembagian Nasi Bungkus dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama ada disekitar universitas, kelompok kedua menyebar ke arah kota, dan kelompok ketiga menyebar kearah perdesaan. Jujur untuk saya sendiri, pembagian secara On The Spot ini adalah kali yang pertama, dan ini sangat seru sekali bagi saya. semua kegiatan ini berhasil atas kerja keras semua orang, baik dari tim penyebar makanan dan tim prmbuat komsumsinya. Pokoknya terimakasih untuk Fakultas yang sudah memberikan kami kesempatan untuk tangan kami mengemban tugas ini.

Oke bersambung

Jumat, 27 November 2015

Bakti Sosial, Tangan Kebahagiaan bersama IAT C 2015







24 November 2015, Alhamdulilah kami telah melaksanakan tugas kami dari Fakultas. Senang karena bisa berbagi kebahagian dengan mereka, melihat senyum mereka pun sudah mampu mengalahkan semuanya. Ahhh begitu indahnya ini, dengan tetap memberikan semangat untuk melaksankan kegiatan hari ini "Pak, tetap semangat ya untuk kerja hari ini. Semoga dilancarkan dan selalu dipermudah rezekinya pak. Semnagat terus ya pak" Sepenggal percakapan yang dikepung oleh siang.
Kami bahagia melakukan ini, walaupun teknis yang belum tersusun secara matang, tapi disitu lah titik bedanya, kami menikmati, tertawa, senyum, letih menjadi satu kesatuan yang mengasikan.

Untuk kelas kami pembagian Nasi Bungkus dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama ada disekitar universitas, kelompok kedua menyebar ke arah kota, dan kelompok ketiga menyebar kearah perdesaan. Jujur untuk saya sendiri, pembagian secara On The Spot ini adalah kali yang pertama, dan ini sangat seru sekali bagi saya. semua kegiatan ini berhasil atas kerja keras semua orang, baik dari tim penyebar makanan dan tim prmbuat komsumsinya. Pokoknya terimakasih untuk Fakultas yang sudah memberikan kami kesempatan untuk tangan kami mengemban tugas ini.

Ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist tentang Dzalim



A.   Ayat-Ayat  Al-Qur’an tentang Dzalim

  1. Al-Baqarah [2]  35
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلاَ مِنْهَا رَغَداً حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الْظَّالِمِينَ
35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

  1. Al-Baqarah [2]  51
وَإِذْ وَاعَدْنَا مُوسَى أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِن بَعْدِهِ وَأَنتُمْ ظَالِمُونَ
51. Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.

  1. Al-Baqarah [2] 92
وَلَقَدْ جَاءكُم مُّوسَى بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِن بَعْدِهِ وَأَنتُمْ ظَالِمُونَ
92. Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mu'jizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.

  1. Al-Baqarah [2] 95
وَلَن يَتَمَنَّوْهُ أَبَداً بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمينَ
95. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

  1. Al-Baqarah [2] 124
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَاماً قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".

  1. Ali ‘Imran [3] 57
وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
57. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.

  1. Ali ‘Imran [3] 86
كَيْفَ يَهْدِي اللّهُ قَوْماً كَفَرُواْ بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُواْ أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
86. Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang zalim.

  1. Ali ‘Imran [3] 94
فَمَنِ افْتَرَىَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ مِن بَعْدِ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
94. Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. Dusta terhadap Allah ialah dengan mengatakan bahwa sebelum Taurat diturunkan, Allah telah mengharamkan beberapa makanan kepada Bani Israil.

  1. An-Nisa [4] 75
وَمَا لَكُمْ لاَ تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاء وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَـذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيّاً وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيراً
75. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo'a : "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau !".

  1. An-Nisa [4] 97
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُواْ فِيمَ كُنتُمْ قَالُواْ كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأَرْضِ قَالْوَاْ أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُواْ فِيهَا فَأُوْلَـئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءتْ مَصِيراً
97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri./ (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam keadaan bagaimana kamu ini ?". Mereka menjawab : "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata : "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu ?".

  1. Al-Maidah [5] 29
إِنِّي أُرِيدُ أَن تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاء الظَّالِمِينَ
29. "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."



  1. Al-Maidah [5] 45
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنفَ بِالأَنفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَن تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أنزَلَ اللّهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
45. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.

  1. Al-Maidah [5] 51
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.



  1. Al-An’aam [6] 21
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللّهِ كَذِباً أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لاَ يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ
21. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.

  1. Al-An’aam [6] 33
قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لاَ يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللّهِ يَجْحَدُونَ
33. Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.

  1. Al-An’aam [6] 42
وَلَقَدْ أَرْسَلنَا إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاء وَالضَّرَّاء لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
42. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.



  1. Al-A’raf [7] 5
فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءهُمْ بَأْسُنَا إِلاَّ أَن قَالُواْ إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
5. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang- orang yang zalim".

  1. Al-A’raf [7] 13
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

  1. Al-A’raf [7] 41
لَهُم مِّن جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِن فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
41. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka) (542). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, (542) Maksudnya: mereka terkepung dalam api neraka.




  1. Al-A’raf [7] 44
وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَن قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقّاً فَهَلْ وَجَدتُّم مَّا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقّاً قَالُواْ نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَن لَّعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
44. Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan): "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?" Mereka (penduduk neraka) menjawab: "Betul". Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim,

B.  Hadist tentang Dzalim
  1. Shahih Bukhari Bab 2259 (Al-Mazalim)
بَاب ‏ ‏قِصَاصِ الْمَظَالِمِ ‏ ‏وَقَالَ ‏ ‏مُجَاهِدٌ ‏ ‏مُهْطِعِينَ ‏ ‏مُدِيمِي النَّظَرِ ‏ ‏وَيُقَالُ مُسْرِعِينَ ‏ ‏لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ ‏ ‏يَعْنِي جُوفًا لَا عُقُولَ لَهُمْ ‏ ‏وَأَنْذِرْ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمْ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعْ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ وَسَكَنْتُمْ فِي مَسَاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمْ الْأَمْثَالَ وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ فَلَا ‏ ‏تَحْسِبَنَّ ‏ ‏اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ ‏

  1. Shahih Bukhari Bab 2260 (Al-Mazalim)
2260- ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏هَمَّامٌ ‏ ‏قَالَ أَخْبَرَنِي ‏ ‏قَتَادَةُ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏صَفْوَانَ بْنِ مُحْرِزٍ الْمَازِنِيِّ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏بَيْنَمَا أَنَا أَمْشِي مَعَ ‏ ‏ابْنِ عُمَرَ ‏ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ‏

‏آخِذٌ بِيَدِهِ إِذْ عَرَضَ رَجُلٌ فَقَالَ كَيْفَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَقُولُ فِي ‏ ‏النَّجْوَى ‏ ‏فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ ‏ ‏سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ وَأَمَّا الْكَافِرُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ ‏ ‏هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ ‏

  1. Shahih Bukhari Bab 2262 (Al-Mazalim)
2262 - ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏هُشَيْمٌ ‏ ‏أَخْبَرَنَا ‏ ‏عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ ‏ ‏وَحُمَيْدٌ الطَّوِيلُ ‏ ‏سَمِعَ ‏ ‏أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ‏ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ‏ ‏يَقُولُ ‏

‏قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا ‏

  1. Shahih Bukhari Bab 2263 (Al-Mazalim)
- ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏مُسَدَّدٌ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏مُعْتَمِرٌ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏حُمَيْدٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَنَسٍ ‏ ‏رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ‏ ‏قَالَ ‏  2263

‏قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ ‏



  1. Shahih Muslim Bab 192 (Al-Iman)
192 - ‏و حَدَّثَنِي ‏ ‏زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ ‏ ‏وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ ‏ ‏جَمِيعًا ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي الْوَلِيدِ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏زُهَيْرٌ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏هِشَامُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏أَبُو عَوَانَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ ‏ ‏قَالَ ‏

‏كُنْتُ عِنْدَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَأَتَاهُ رَجُلَانِ يَخْتَصِمَانِ فِي أَرْضٍ فَقَالَ أَحَدُهُمَا إِنَّ هَذَا ‏ ‏انْتَزَى ‏ ‏عَلَى أَرْضِي يَا رَسُولَ اللَّهِ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَهُوَ ‏ ‏امْرُؤُ الْقَيْسِ بْنُ عَابِسٍ الْكِنْدِيُّ ‏ ‏وَخَصْمُهُ ‏ ‏رَبِيعَةُ بْنُ عِبْدَانَ ‏ ‏قَالَ ‏ ‏بَيِّنَتُكَ ‏ ‏قَالَ لَيْسَ لِي بَيِّنَةٌ قَالَ يَمِينُهُ قَالَ إِذَنْ يَذْهَبُ بِهَا قَالَ لَيْسَ لَكَ إِلَّا ذَاكَ قَالَ فَلَمَّا قَامَ لِيَحْلِفَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏مَنْ ‏ ‏اقْتَطَعَ ‏ ‏أَرْضًا ظَالِمًا لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ ‏

‏قَالَ ‏ ‏إِسْحَقُ ‏ ‏فِي رِوَايَتِهِ ‏ ‏رَبِيعَةُ بْنُ عَيْدَانَ ‏
  1. Shahih Muslim Bab  4530 (Fadhail Sahabah)
4530 - ‏حَدَّثَنِي ‏ ‏هَارُونُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ ‏ ‏قَالَ قَالَ ‏ ‏ابْنُ جُرَيْجٍ ‏ ‏أَخْبَرَنِي ‏ ‏أَبُو الزُّبَيْرِ ‏ ‏أَنَّهُ سَمِعَ ‏ ‏جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ ‏ ‏يَقُولُ أَخْبَرَتْنِي ‏ ‏أُمُّ مُبَشِّرٍ ‏

‏أَنَّهَا سَمِعَتْ النَّبِيَّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَقُولُ عِنْدَ ‏ ‏حَفْصَةَ ‏ ‏لَا يَدْخُلُ النَّارَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ الَّذِينَ ‏ ‏بَايَعُوا ‏ ‏تَحْتَهَا قَالَتْ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَانْتَهَرَهَا فَقَالَتْ ‏ ‏حَفْصَةُ ‏ ‏وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ‏ ‏فَقَالَ النَّبِيُّ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏قَدْ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ‏ ‏ثُمَّ ‏ ‏نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا ‏ ‏جِثِيًّا ‏



  1. Shahih Muslim Bab  4658 (Al-Birr wa al-Sillah)
4658 - ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏أَبُو مُعَاوِيَةَ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏بُرَيْدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِيهِ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏أَبِي مُوسَى ‏ ‏قَالَ ‏

‏قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ‏ ‏يُمْلِي ‏ ‏لِلظَّالِمِ فَإِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ ثُمَّ قَرَأَ ‏ ‏وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ ‏
  1. Shahih Muslim Bab  4659 (Al-Birr wa al-Sillah)
4659 - ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏زُهَيْرٌ ‏ ‏حَدَّثَنَا ‏ ‏أَبُو الزُّبَيْرِ ‏ ‏عَنْ ‏ ‏جَابِرٍ ‏ ‏قَالَ ‏

‏اقْتَتَلَ غُلَامَانِ ‏ ‏غُلَامٌ ‏ ‏مِنْ ‏ ‏الْمُهَاجِرِينَ ‏ ‏وَغُلَامٌ ‏ ‏مِنْ ‏ ‏الْأَنْصَارِ ‏ ‏فَنَادَى الْمُهَاجِرُ ‏ ‏أَوْ ‏ ‏الْمُهَاجِرُونَ ‏ ‏يَا ‏ ‏لَلْمُهَاجِرِينَ ‏ ‏وَنَادَى الْأَنْصَارِيُّ يَا ‏ ‏لَلْأَنْصَارِ ‏ ‏فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏فَقَالَ مَا هَذَا دَعْوَى أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ قَالُوا لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا أَنَّ غُلَامَيْنِ اقْتَتَلَا ‏ ‏فَكَسَعَ ‏ ‏أَحَدُهُمَا الْآخَرَ قَالَ فَلَا بَأْسَ ‏ ‏وَلْيَنْصُرْ الرَّجُلُ أَخَاهُ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا إِنْ كَانَ ظَالِمًا فَلْيَنْهَهُ فَإِنَّهُ لَهُ نَصْرٌ وَإِنْ كَانَ مَظْلُومًا فَلْيَنْصُرْهُ ‏
                                                                                                                                                                            

Sabtu, 21 November 2015

Video diatas puncak Mt. Merapi 2986 Mdpl

 


 Ya ini aka menjadi video sejarah takapan kaki saya di tanah ini, tiga tahun setengah saya harus sudah menjadi sarjana di Universitas ini, karena beban untuk saya teman-teman saya sudah mau beranjak menuju wisuda. Ini adalah jalan mu pasti engkau akan mempermudah semuanya, semua akan menempati posisi kebaikannya masing-masing. Dan sesampainya saya disini pun memang berkat mu ya rabbi....

Contoh Cerpen Filsafat II

Kelapang waktu adalah nikmat yang tersembunyi begitu manis dan mengikat diri, harus dimanfaatkan dengan jalannya. jangan pula terlena dan membiarkan si kelapangan menghampiri, lebih terehadap apa yang bermanfaat dan lurus atas jalannya.

Pandangan dalam semua cabang, mengapa dia melihat aku seperti rindu. siapa kamu?
senyum mu yang bengis berpaling di mata ku, kenapa kau menjadi marah atas semua?
seolah tidak ada salah, kau masih saja mencari perhatian ku. ya aku tau akan sisi, tapi kenapa kau keluaarkan sisi yang ini. aku suka dengan sisi mu yg sedang berima marah ini, seperti ibu-ibu rumah tangga yang sedang sakit kebutuhan pokok, begitu haus!!

ehh tunggu dulu hentakan apa itu, kasar dan halus. kemana dirimu? apakah masih dengan sisi itu?
oh sayang mari kita mengingat apa yg menjadi ingatan sebelum kau pergi dengan membawa perhatian mu.
kita pernah di bawah jingga dan begitu terjaga, dengan dua orang teman yang setia. kita berdiskusi sumber ilmu yang luar biasa. yang semua dapat mengembalikan pikiran yang bersih, begitu agung kekuasan-Nya. tapi kau masih saja tidak bersyukur dengan semuanya.
selalu memberontak atas irama yang sudah klasik ini.
Mari kita buka kembali semua lagu yang menghacurkan hati, menjadi tenang supaya kau kembali. dan kita tetap beda dalam satu jalan. biar aku tidak lemah atas semua gerakan ku.

Jumat, 20 November 2015

Sepenggal contoh Cerpen Filsafat

Telah menjadi beban untuk ku atas nikmat ilmu dan  mengapa aku harus disini. Ini adalah jalan dari mu Tuhan dan ini adalah jalan yang terbaik dari semua  jalan yang bercabang. aku merasa bahagia atas semuaya. Perasaan bahagia atas mengapa aku ada disini, mengapa aku telah menepati posisi ini, mengapa aku terpilih dari orang-orang, ya..... hanya engkau yang tau tentang semuanya.
Berusaha keluar dari apa yang udah pada jalannya, kursi ini menjadi saksi tentang cerita ku. Cerita yang begitu membuat orang-orang menjadi  heran atasnya. Atas semua kekakuan ini, aku harus segera membuatnya menjadi elastis.
lingkup bulat yang didalamnya ada kehidupan. Semua telah diberi tugas atas mengapa mereka berada didalam sana, hanya untuk beribadah lah mengapa orang diciptakan dengan penuh kesempurnaan.
semua akan kembali pada satu posisi yang sama, posisi diantara semua kaki.
Sebut saja budi, seorang yang tidak punya apa-apa diantara teman-temannya, orang yang berbeda dan telah menjadi mayoritas atas yang lain, seorang yg tidak punya bekal atas tantangan batinnya, seorang yg punya masalah atas masalah yg tak seharusnya di permasalahkan,dia seorang yg selalu mencari filsafat kehiduppannya, tapi semua masalah itu telah di renggut dengan manis dengan semangatnya. yang orang lain katakan kalau dia adalah orang yang punya semangat, tapi pada kenyataannya  dia merasa tak punya semnagat, dia selalu merasa kurang karena kekurangannya. dia sangat merasa bahagia atas ilmu yang dia miliki ini, MasyaAllah ini sangat luar biasa untuk ku.
insaf atas semua yang telah menjadi salah, insaf atas semuanya. Terimakasih tuhan, ya Rabbi ku....

Sikap Imam al-Baqillani, Imam Haramain, Iman Fakhr al-Din al-Razi terhadap Terhadap Teori Kasab Imam Al-asy'ari



Sikap al-Baqillani dan Iman al-Haramain terhadap Teori  ini
Al-Baqillani menerima qudrat dan istita’ah manusia, karena ia melakukan perbuatan-perbuataan yang mendukung itu seperti duduk dan berdiri, tetapi qudrat ini berasal dari Allah bersamaan dengan perbuatan.  Tidak mendahului  maupun sesudahnya, karena  jika mendahului  perbuatan berarti perbuatan itu terjadi tanpa qudrat, tetapi jika ia datang sesudah perbuatan berarti hal ini mengkonsekuensikan bahwa aksidensia tetap dalam dua zaman.
            Qudrat bisa dikonsentrasikan hanya pada satu maqdur (obyek qadar),  karena untuk berbuat ada qadarnya semidiri begitu pula untuk tidak berbuat. Inayah (perhatian) Allah menjamin memberikan qudrat untuk berbuat dan qudrat untuk tidak berbuat kepada seorang manusia. Al-baqillani mentakwilkan ayat-ayat yang mengesankan istita’ah yang lahir dari seseorang, seperti firman Allah SWT :
            Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 289).
Al-Baqillani mengembalikan semua perbuatan mutawallidah kepada Allah SWT, dengan dalih bahwa perbuatan-perbuatan ini merupakan kejadian bau setelah kejadian pertama, dan qudrat bisa dikosentrasikan hanya kepada satu maqdur. Dengan demikian al-baqillani berjalan dengan logika perinsip-perinsipnya hingga akhir.
            Disamping  memegang prinsip-prinsip yang dikatakan oleh Al-Asy’ari, dalam topic kebebasan kehendak. Ia agak emngembangkan teori kasab. Ia sependapay dengan Al-Asy’ari  bahwa qudrat baru tidak bisa menciptakan apa-apa, teetapi ia mengkhususkan wujud, karena ia berperngaruh dalam perbuatan-perbuatan kita dari segi ia menciptakannya secara khusus pada waktu dan ruang tertentu. Jadi, terjadinya perbuatan-perbuatan ini dari perbuatan Allah, tetapi pengkhususkan kejadian ini dalam kondisi tertentu merupakan  perbuatan kita. Dengan demikia  kasab lahir semata-mata dari hubungan dan bersamman dengan qudrat Allah SWT, yang menurut Al-Baqillani menjadi suatu bentuk perbuatan walaupun pengaruhnya terbatas. Hal ini mengandung unsur agak menampakan subyektivitasnya dari aspek manusia dan menjustivikasi tanggung jawabnya atas apa yang ia lakukan, walaupun itu merupakan justivikasi yang lemah karena manakala memegangi pendapat tertentu, pendapat (jadali) biasanya terpengaruh oleh pendapat-pendapat lawan dan minimal menerima sebagian di antaranya dan keterpengaruuhan ini akan nampak jelas sekali pada imam Haramain.
Iman Haramain memfokuskan diri pada dalil-dalil naqli. Ia menggunakan akal hanya sekedarnya saja. Untuk itu, ia menggunakan firman Allah :
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itulah Allah Tuhan kami; Tiada selain Dia; Pencipta segala sesuatu; maka sembahlah Dia. (Al-An-am: 102)
Sebagai argumentasinya. Ia menunjukan kepada kenyataan yang biasa dilakukan oleh kaum muslimin bahwa mereka mendekat memohon kepada Allah, agar Ia memberi mereka harta dan anak sekaligus menyingkirkan bencana dan kesulitan dari diri mereka. Tidak mungkin hal itu terjadi. Pada kenyataannya, perbedaann disini menyangkut qudrat itu sendiri. Jika qudrat itu merupakan potensi-substansial dalam diri manusia seperti yang dikatakan oleh Mu’tazillah, maka ia bisa berbuat dan tidak berbuat. Sebaliknya, jika qudrat itu merupakan aksidensia yang terjadi dan hilanh seperti yang dilukiskan oleh orang-oreng Asy’ariah, maka ia tidak bisa dikonsentrasikan pada ddua maqdur (obyrk qudrat). Iman Haramian berusaha untuk membela prinsip boleh mentaklif sesuatu yang tak terjangkay, ddan qudrat Allah tidak terbatas pada sesuatu ayng sudah terjadi tetapi juga mencangkup sesuatu yang belum menjadi pendapat al-Asy’ariah. Ini bukanlah pembelaan yang mudah,karena berkaitan dengan teori keadilan tuhan. Akhirnnya, ia mengkakhiri penisbatan perbuatan-perbuatan mutawallidah kepada pelakunya, dan mengembalikannya semuanya kepada Allah.
Iman Haramin hidup sezaman dengan kebangkitan kedua Mu’tazilah pada masa pemerintahan Bani bawaihini, khususunya dibawah pundak al-sahib bin ibbad (284 H/995M). Diperkirakan ia sempak menyaksikan mihnah (bencana) yang menimpaorang-orang Asy’ariah yang karenanya ia terpaksa pergi ke Hijaz. Walaupun membela pendapat al-Ays’ari tentang  istita’ah dan penciptaan perbuatan, tetapi Iman Haramain  berpendapat bahwa qudrat tidak berpengaruh dan sama saja dengan tidak mampu. Qudrat yang memberikan pengaruh terbatas sama saja dengan tidak mampu, dan membatasi qudrat pada point tertentu. Oleh sebab itu ia menegaskan bahwa perbuatan manusia merupakan hasil dari qudratnya (sendiri), dan menyandarkan qudrat ini pada sebab lain merupakan persoalaan yang berkaitan dengan rangkaian sebab umum. Dan disinilah  seorang murid al-Asy’aari yang dekat dengan mutazillah dan para filosof.

Fakhr  al-Din al-Razi.
            Al-Razi adalah seorang Asy’ariah yang amat terpengaruh oleh kaum filosof. Ia mempelajari buku-buku tulisan Ibnu Sina. Al-Razi adalah seorang filosof sekaligus mutakallimin (teolog islam). Ia selalu memadukan antara akal dan na’ql, karena “Mengkritik akal untuk mengoreksi naql mengkonsekuensikan mengkritik akal”.  Atas pemikirannya tersebut ia diserang oleh orang-orang Hanabillah dan Karamiah.
            Ia mengkritik tajam orang-orang Mu’tazilah. Ia juga tidak bisa menerima sebagian pendapatorang-orang Asy’ariahyang mendahuluinnya. Pada kesimpulannya bahwa kasab adalah “Maqdur (obyek qadar) yang diciptakan dengan qadar baru atau maqdur yang mengganti qudrat” dan penciptaan adalah maqdur (yang diciptakan) dengan qadar yang qadim, atau maqdur yang tidak menggantikan qudrat”.
            Walaupun memegang dan membela prinsip-prinsip aliran Asy’ariah melawan para penentangnya yang terdiri atas orang-orang Karamiah dan Maturidiah tapi ia tidak ragu-ragu mengkritik pendapat al-Asy’ari dan emgnkontrakannya dalam kebebasan berkehendak. Sebab, ia tidak puasa dengan teorikasab yang semata-mata hubungan dan kebersaamaan kehendak manusia dengan kehendak dan qudrat Allah. Ia menafsirkan apa yang menjadikannya sebagai qudrat dan iradat sebgau ralitas baru, dan barngsiapa tidak memiliki iradah maka ia tidak terkena langsung jawab. Ia gambrakan qudrat hadisah (temporal) yang menjadikannya sebagai persoaaln zatiah (subtansial) yang ada seseorang sebelum dan bersamman ia berbuat.
            Teori kasab menjadi onyek koreksi dan komentar dariorang-orang Asy’ariah sendiri, walaupun mereka tidak ke luar dari garis imam mereka seperti yang terjadi antara sesame Mutazillah. Nampaknya bahwa konotasi kasab tidak jelas dan tidak bisa dipahami, yang jelas kasab disini berarti sesuatu yang terjadi (waqa’a) karena qudrat hadis (tempporal) jadi apabila kami Tanya apa arti “terjadi” itu? Jika ia berarti terjadi (hadisa) maka tidak ada perbedaan antara kami dengan mereka, karena hal ini berarti bahwa perbuataanmanusia itu merupakaan hasil ciptaannya. Namun jika dijawab “kasab”, maka itu merupakan personalan.
Al-Asy’ari mengatakan bahwa perbuatan-perbuatan manusia itu terjadi atas qudrat Allah, dan qudrat manusia tidak berpengaruh di dalamnya. Pokoknya Allah menjalankan sunnah-sunnah-Nya dengan cara menciptakan pada manusiaqudrat dan ikhtiae yang membarengi aksi yang ditentukan, karena cupta dan pengaruh perbuatan manusia itu diciptakan oleh Allah dan kasab oleh manusia.